Senin, 04 April 2022

Prediksi Pertumbuhan Tinggi Badan Berdasarkan Panjang Tungkai Bawah

Memiliki tinggi badan yang ideal hampir menjadi impian bagi banyak orang. Begitu pula dengan orang tua, menginginkan agar anaknya dapat tumbuh dengan memiliki tinggi badan yang ideal. 

Pertumbuhan tinggi badan merupakan fenomena yang kompleks yang menentukan proporsi tubuh saat dewasa. Pertumbuhan tinggi badan dipengaruhi oleh panjang tulang belakang dan panjang kaki yang menentukan tinggi seseorang. 

Dalam hal panjang tungkai bawah, banyak pertanyaan yang muncul jika menghadapi cedera patah tulang pada kaki anak-anak. Bahkan terdapat kasus tungkai bawah tidak sama panjang. Dalam hal ini, akan muncul pertanyaan:

- Seberapa cepat tungkai bawah bisa bertambah panjang?

-
Sampai seberapa panjang tungkai bawah masih bisa bertambah?

- Kapan
saat yang tepat melakukan epiphysiodesis pada kasus LLD?

 

Mulai sejak lahir hingga dewasa, periode pertumbuhan menurut jurnal yang dituliskan oleh Paula M Kelly dan Alain Dimeglio, diterbitkan oleh Journal of Children's Orthopaedics dibedakan menjadi 4 tahap.

 

1. Antenatal growth:
Saat dalam kandungan pertumbuhan tungkai paling cepat terjadi saat usia 4 bulan. Saat lahir, anak memiliki panjang tungkai 20% dari total panjang tungkai saat ia dewasa.

2.
Birth to 5 years:
Pertambahan panjang tungkai pada usia satu tahun sekitar 10 cm, pada usia 2 tahun sekitar 5 cm, pada usia tiga tahun sekitar 4 cm, pada usia empat tahun sekitar 4 cm, dan pada usia lima tahun sekitar 4 cm.

3.
Five years to puberty:
Mulai usia 5 tahun hingga pubertas, kecepatan pertumbuhannya mulai stabil. Kecepatan pertumbuhan distal femur + proximal tibia 2 cm/tahun sampai usia pubertas.

 4. Puberty:

Pubertas dimulai saat usia 13 tahun pada laki-laki, dan 11 tahun pada perempuan.

Pada
laki-laki mulai usia 13 tahun hingga 15 tahun pertumbuhan tungkai mencapai 8 cm. Setelah usia 15 tahun hingga usia 18 tahun pertumbuhan tungkai hanya 1,5 cm.

Pada
perempuan mulai usia 11 tahun hingga 13 tahun pertumbuhan tungkai mencapai 7 cm.  Setelah usia 13 tahun hingga usia 18 tahun pertumbuhan tungkai hanya 1,5 cm.

 

Seberapa cepat tungkai bawah bisa bertambah panjang?
Dan
Sampai seberapa panjang tungkai bawah masih bisa bertambah?


Dokter Dimeglio menghitung bahwa pertumbuhan tulang pada lutut (distal femur dan proximal tibia) adalah 2 cm/tahun, yaitu 1,1 cm dari distal femur dan 0.9 cm dari proximal tibia.

Sedangkan waktu yang tersisa untuk pertumbuhan sejak pubertas adalah 2,5 tahun lagi. Sehingga pertumbuhan tulang lutut mulai dari pubertas hingga akhir pertumbuhan tulang (15 tahun pada laki-laki dan 13 tahun pada perempuan) yaitu 5 cm


Kapan waktu yang tepat melakukan epiphysiodesis?

Menurut jurnal tersebut, terdapat beberapa skenario rencana yang dapat dilakukan pada kasus lower limb discrepancy:

- 5 cm: epiphysiodesis pada distal femur dan proximal tibia pada
awal pubertas.

- 4 cm:
epifisiodesis pada distal femur dan proximal tibia 6 bulan setelah mulai pubertas.

- 3 cm:
epifisiodesis pada femur saja setelah mulai pubertas
- 2 cm:
epifisiodesis pada femur saja setelah 1 tahun sejak awal pubertas

 

Terima kasih dan semoga bermanfaat

Rabu, 02 Maret 2022

Reflek Patologis Hoffman Saya Positif, Apakah Berbahaya?

ilustrasi aliran saraf untuk menimbulkan reflek



Apakah anda pernah memeriksa gerakan reflek anda sendiri atau pernah diperiksa oleh dokter? Kemudian anda menemukan bahwa gerakan reflek anda meningkat, contohnya seperti reflek patella pada lutut, atau reflek sendi ankle atau pergelangan kaki. Atau anda merasakan adanya suatu gerakan reflek yang berlebihan pada sendi tersebut. 

Apakah anda juga pernah diperiksa gerakan reflek patologisnya oleh dokter dan ternyata hasilnya positif? seperti reflek Hoffman-Tromner yang positif?

Jangan panik, kenali dulu tentang reflek fisiologis dan reflek patologis yang anda alami. 

Reflek fisiologis yang berlebihan atau meningkat merupakan pertanda adanya gangguan aliran saraf atau impulse dari sistem saraf pusat ke otot. Reflek fisiologis dapat diperiksa dengan jelas pada beberapa tempat seperti tendon patella atau biasa disebut dengan reflek lutut, tendon achilles atau biasa disebut reflek ankle, tendon bicep, dan tendon tricep.

Banyak sekali kelainan pada sistem saraf yang dapat diidentifikasi melalui reflek fisiologis tersebut. Umumnya jika reflek fisiologis menurun maka terdapat gangguan aliran saraf terutama mulai dari tulang belakang setinggi / selevel otot tersebut sampai ke ototnya. Hal tersebut dapat terjadi karena aliran saraf yang terganggu telah melewati struktur medulla spinalis dimana aliran saraf disana juga terganggu sehingga reflek akan menurun. Kondisi ini disertai dengan lemahnya tonus otot dan kelumpuhan yang bersifat flaccid atau "keple".

Sedangkan reflek fisiologis yang meningkat dapat disebabkan oleh adanya gangguan aliran saraf dari otak atau tulang belakang diatas level otot yang diperiksa. Hal ini terjadi karena aliran saraf yang terganggu belum melewati struktur medulla spinalis dimana aliran saraf "penghambat" yang berasal dari otak tidak ada tetapi aliran saraf dari tulang belakang setinggi lesi masih aktif sehingga reflek yang dihasilkan meningkat karena tidak ada hambatan dari saraf pusat. Kondisi ini disertai dengan meningkatnya tonus otot dan kelumpuhan yang bersifat spastik atau kaku.

 

ilustrasi gambar tangan

 

Begitu pula dengan reflek patologis, dapat dinilai dari beberapa tempat seperti Hoffman-Tromner pada ujung jari tengah tangan, Chaddock pada sisi luar mata kaki, Babinski pada telapak kaki, Oppenheim pada tulang kering kaki,  dan Gordon pada betis. Reflek ini jika positif maka terjadi kelainan pada sistem saraf. Saraf yang terganggu terutama pada level yang lebih tinggi dari lesi, mulai dari otak sampai tulang belakang. 

Terkadang reflek fisiologis dapat meningkat pada orang normal atau tanpa lesi saraf, dan reflek patologis dapat positif pada orang normal tanpa lesi saraf. Contohnya seperti reflek Hoffman-Tromner pada ujung jari tengah menunjukkan positif bila adanya fleksi dari jari-jari yang lain di tangan yang sama. Namun, Hoffman-Tromner juga dapat muncul pada orang normal dimana tubuh bereaksi sama namun tidak ditemukan kondisi yang menjadi penyebab reflek ini muncul. 

Hasil pemeriksaan reflek Hoffman-Tromner yang positif tidak selalu menjadi perhatian anda karena dapat terjadi pada kondisi normal. Tetapi dokter tetap akan menyarankan pemeriksaan lain untuk mengetahui adanya gangguan pada aliran saraf dan penyebabnya. Untuk itu, tetap berkonsultasi dan rutin untuk kontrol kepada dokter anda jika memiliki kelainan tersebut. Apapun hasilnya, dokter akan selalu siap membantu anda menentukan langkah selanjutnya.


Tambahan bacaan:



Selasa, 01 Februari 2022

5 Tips untuk Tetap Sehat Bugar Selama Pandemi COVID-19 dengan Olahraga tanpa Keluar dari Rumah.

 

Mungkin banyak yang bertanya bagaimana kita melakukan olahraga? Padahal kita tidak boleh keluar rumah selama pandemi 

Tidak perlu khawatir, kali ini kami akan memberikan tips untuk tetap menjaga tubuh tetap sehat dan bugar dengan berolahraga tanpa harus keluar dari rumah.

Aktifitas fisik seperti olahraga sangat memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh, mental dan pikiran. Olahraga dapat menurunkan tekanan darah, menjaga berat badan, dan menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes yang merupakan penyakit komorbid COVID-19. Olahraga juga dapat menurunkan depresi dan kecemasan. Mental dan fisik yang sehat akan meningkatkan sistem imunitas, sehingga akan menjaga tubuh dari infeksi COVID-19. World Health Organization (WHO) merekomendasikan aktifitas fisik seperti berolahraga untuk orang dewasa di atas 18 tahun paling sedikit 150 menit dalam satu minggu dan pada anak-anak usia 5-17 tahun paling sedikit 60 menit dalam satu hari.

Pandemi COVID-19 yang melanda negara ini mengharuskan pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM untuk mengurangi mobilitas. Fasilitas umum seperti gelanggang olahraga dan sanggar olahraga juga ditutup. Kondisi ini membuat banyak masyarakat sulit untuk berolahraga seperti biasa karena berisiko menimbulkan kerumunan dan meningkatkan penyebaran virus Corona. Padahal dalam kondisi pandemi seperti ini, perlu untuk tetap aktif berolahraga dan menjaga kesehatan. Namun, tidak perlu khawatir karena ada beberapa tips agar tetap dapat berolahraga tanpa keluar dari rumah.

 

1.   Kelas olahraga online

ilustrasi kelas olahraga online

Kecanggihan teknologi dewasa ini bisa menjadi salah satu solusi. Ada beberapa layanan kelas olahraga secara online yang dapat dijadikan rujukan untuk tetap beraktivitas olahraga ditengah pandemi COVID-19 ini. Beberapa kelas online dapat dinikmati di kanal Youtube diantaranya MadFit, Peloton, Forte Fit, 305 Fitness, dan The Daily Burn. Kelas olaharaga online dari Indonesia pun tersedia seperti Celebrity Fitness, Fitness First, dan Gold’s Gym.

 

2.   Aplikasi olahraga

ilustrasi aplikasi android untuk berolahraga

Selain kanal Youtube terdapat juga aplikasi android yang dapat digunakan untuk berolahraga di rumah. Keunggulan menggunakan aplikasi ini diantaranya dapat mengatur sendiri jenis gerakan olahraga, bagian tubuh yang akan dilatih, dan waktu yang disesuaikan dengan keinginan. Aplikasi android yang dapat digunakan diantaranya Daily Workouts, You Are Your Own Gym by Mark Lauren, Fitify, Home Workouts Personal Trainer, dan BodBot Personal Trainer.

 

3.   Menari

ilustrasi menari sebagai sarana untuk berolahraga di rumah

Menari menjadi salah satu alternatif untuk tetap beraktivitas selama di rumah selain olahraga yang biasa dilakukan. Intensitas aktivitas fisik yang dilakukan selama menari dapat melatih stamina, kekuatan, fleksibilitas, dan yang penting tetap menyenangkan. Agar lebih bersemangat, hasil tarian dapat direkam dan diunggah dalam platform seperti Youtube, Tiktok, atau Instagram sambil mengajak teman-teman untuk menari bersama secara online.

 

4.   Yoga

ilustrasi yoga di rumah

Yoga dapat menyatukan keseimbangan, olah tubuh, peregangan, dan pernafasan. Selain aktivitas fisik, yoga menerapkan teknik meditasi untuk mencapai keselarasan dan harmoni antara emosi, jiwa, fisik, dan spiritual. Aktivitas yoga juga telah banyak membantu masyarakat penyintas COVID-19 dalam pemulihan.

 

5.   Menggunakan alat olahraga di rumah

ilustrasi menggunakan alat rubber band untuk olahraga di rumah

Untuk meningkatkan semangat dan intensitas dalam berolahraga, Beberapa alat olahraga dapat disewa atau dibeli untuk digunakan di rumah. Mulai dari alat olahraga sederhana seperti lompat tali, elastic rubber band, dumbbell, hingga sepeda statis atau treadmill dapat digunakan di rumah. Namun, sebaiknya tetap memilih alat olahraga yang sesuai dengan luas ruangan dan kebutuhan.

Demikian beberapa tips yang dapat digunakan untuk tetap aktif berolahraga selama masa pandemi COVID-19 agar tetap sehat dan tetap menjaga protokol kesehatan, semoga bermanfaat.

 

Referensi:

1.     WHO. 2020. #HealthyAtHome – Physical Activity. https://www.who.int/news-room/campaigns/connecting-the-world-to-combat-coronavirus/healthyathome/healthyathome---physical-activity

Carpal Tunnel Syndrome

Carpal Tunnel Syndrome atau biasa disebut dengan jepitan pada saraf di pergelangan tangan. Merupakan suatu jepitan pada saraf medianus yang ...